Wulan Guritno Bagikan Tips Atasi Kekhawatiran Jelang Usia 40-an

Wulan Guritno
Wulan Guritno

ANTARGASMEDAN – Aktris cantik Wulan Guritno kini tampil lebih tenang dan menikmati hidupnya setelah berhasil melewati masa-masa penuh kebingungan menjelang usia empat puluh tahun.

Dalam sebuah kesempatan, Wulan mengaku sudah berdamai dengan berbagai kekhawatiran yang dulu sempat mengganggunya. Kini, ia justru menemukan makna dan tujuan hidup yang lebih jelas, serta mulai memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual.

“Dulu aku sering khawatir soal banyak hal — mulai dari karier, penampilan, sampai masa depan anak-anak. Tapi sekarang aku lebih fokus pada hal-hal yang bisa aku kendalikan,” ujar Wulan dengan tenang.

Menemukan Ketenangan di Usia 40-an

Menurut Wulan Guritno, memasuki usia empat puluhan adalah fase yang sangat unik — sebuah babak baru dalam perjalanan hidup seorang perempuan. Di usia ini, banyak hal yang sebelumnya terasa stabil mulai berubah perlahan, baik dari sisi fisik, mental, maupun sosial.

“Usia empat puluhan itu seperti cermin besar,” ungkap Wulan. “Kita mulai menilai ulang siapa diri kita, apa yang sudah dicapai, dan apa yang sebenarnya membuat kita bahagia.”

Ia menambahkan, fase ini sering kali membawa kejutan dan tantangan berlapis. Banyak perempuan mulai menghadapi tanggung jawab besar dalam keluarga — mengasuh anak yang beranjak dewasa, mendampingi orang tua yang menua, hingga tetap menjaga karier di tengah tuntutan zaman.

Belum lagi perubahan fisik dan hormonal yang perlahan mulai terasa. Tubuh tidak lagi sekuat dulu, energi menurun, dan kadang muncul rasa khawatir terhadap penampilan atau kesehatan. Namun bagi Wulan, perubahan ini bukan alasan untuk takut, melainkan tanda bahwa diri sedang berkembang menuju versi yang lebih bijaksana.

“Perempuan di usia ini harus lebih dewasa menyikapi setiap perubahan. Jangan panik, tapi pelajari apa yang tubuh dan pikiran kita butuhkan,” ujarnya dengan tenang. Ia percaya bahwa memahami diri sendiri adalah langkah pertama menuju ketenangan batin.

Wulan juga menyoroti istilah yang sering disebut banyak orang sebagai “krisis paruh baya” (midlife crisis) — sebuah fase di mana seseorang mulai mempertanyakan arah hidup, makna keberhasilan, dan tujuan yang sebenarnya ingin dicapai.
Bagi sebagian orang, fase ini terasa menakutkan karena muncul rasa kehilangan atau penyesalan terhadap hal-hal yang belum tercapai.

Namun, Wulan melihatnya dari sudut pandang berbeda. Baginya, krisis paruh baya bukanlah tanda kegagalan, melainkan panggilan untuk berhenti sejenak dan menata ulang hidup.
“Kalau kita bisa melihat krisis itu sebagai peluang, justru di situlah titik balik kehidupan dimulai,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa usia empat puluhan bukan akhir dari masa produktif, melainkan awal dari babak kedewasaan yang sesungguhnya — masa di mana seseorang sudah cukup bijak untuk memahami apa yang penting, dan cukup berani untuk melepaskan yang tidak lagi relevan.

“Sekarang aku lebih menikmati hidup dengan sadar. Aku nggak mau buru-buru atau memaksakan sesuatu. Yang penting, aku tahu siapa diriku dan apa yang membuatku tenang,” tutur Wulan.

Dengan pandangan tersebut, Wulan Guritno menjadi contoh nyata bahwa ketenangan bukan berarti tanpa masalah, melainkan kemampuan untuk tetap tenang meski di tengah badai perubahan. Ia mengajak perempuan lain untuk tidak takut menghadapi usia, sebab di balik angka empat puluh, tersimpan kedewasaan, keanggunan, dan kekuatan yang sesungguhnya.

Tips Wulan Guritno untuk Atasi Kekhawatiran:

1. Terima Perubahan dengan Lapang Dada

Wulan Guritno percaya bahwa setiap fase kehidupan datang dengan tantangan dan pelajarannya masing-masing. Menurutnya, banyak orang yang justru merasa stres karena terlalu sibuk melawan perubahan, entah itu perubahan fisik, karier, atau lingkungan sosial.

“Kalau kita terus berusaha melawan hal yang sebenarnya tidak bisa kita kontrol, yang ada malah capek sendiri,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya menerima setiap perubahan sebagai bagian dari proses hidup. Dengan penerimaan, hati jadi lebih tenang, dan pikiran bisa fokus mencari solusi, bukan memperbesar masalah.

Bagi Wulan, menerima bukan berarti menyerah, tapi belajar beradaptasi dan tetap tumbuh dalam situasi apa pun.

2. Rawat Diri Tanpa Rasa Bersalah

Bagi Wulan, merawat diri bukanlah bentuk egoisme, melainkan tanggung jawab terhadap kesehatan mental dan fisik. Ia menyebut banyak perempuan merasa bersalah ketika mengambil waktu untuk diri sendiri, padahal “me time” justru penting untuk menjaga keseimbangan emosi.

“Kalau kita lelah secara batin, otomatis semua hal terasa berat. Makanya, penting banget punya waktu buat recharge diri sendiri,” katanya.

Wulan biasanya mengisi waktunya dengan olahraga ringan, meditasi, membaca buku, atau sekadar duduk menikmati kopi di pagi hari tanpa gangguan.
Ia menegaskan bahwa perempuan perlu belajar mencintai diri sendiri terlebih dahulu, agar bisa memberi cinta dan perhatian yang tulus kepada orang lain.

3. Bersyukur dan Tetap Positif

Menurut Wulan, kunci kebahagiaan bukan terletak pada seberapa banyak yang dimiliki, tapi bagaimana cara kita mensyukurinya. Di usia empat puluhan, ia semakin sadar bahwa kebahagiaan datang dari pikiran yang tenang dan hati yang ikhlas.

“Kalau kita fokus pada hal yang kita punya, bukan yang kita kurang, hati jadi lebih damai,” ucapnya dengan senyum hangat.

Ia pun berusaha menjaga pikiran positif setiap hari, termasuk dengan mengurangi paparan hal-hal negatif di media sosial. Bagi Wulan, rasa syukur bukan hanya ucapan, tetapi juga tindakan nyata untuk menjaga keseimbangan hidup, seperti berbuat baik, membantu orang lain, dan menjaga hubungan harmonis dengan keluarga.

4. Bangun Jaringan Sosial yang Sehat

Wulan juga menekankan pentingnya memiliki lingkungan sosial yang mendukung. Menurutnya, teman dan komunitas yang positif bisa menjadi tempat berbagi cerita, saling menguatkan, dan menularkan semangat baru.

“Kalau dikelilingi orang yang tulus dan suportif, hidup terasa lebih ringan. Jangan ragu untuk menjaga jarak dari energi negatif,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa di usia matang, perempuan sering kali dihadapkan pada rasa kesepian atau kehilangan arah. Oleh karena itu, menjalin komunikasi yang sehat dengan orang-orang di sekitar adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan emosi.

Kini, di usianya yang semakin matang, Wulan Guritno menjadi sosok inspiratif yang membuktikan bahwa usia bukanlah batas untuk terus bertumbuh dan bahagia. Dengan menerima perubahan, merawat diri, bersyukur, dan menjaga lingkungan sosial yang sehat, Wulan menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri.

Ia mengajak perempuan Indonesia untuk terus mencintai diri sendiri, menghargai proses hidup, dan menikmati setiap tahap kehidupan dengan penuh rasa syukur.

Hidup Tenang Dimulai dari Rumah yang Nyaman

Seperti Wulan yang menjaga keseimbangan hidupnya, kenyamanan di rumah juga penting untuk menjaga ketenangan batin. Salah satu hal kecil yang sering terlupakan adalah ketersediaan gas LPG.

Bayangkan sedang memasak makanan sehat atau membuat teh hangat untuk menenangkan diri, tiba-tiba gas habis di tengah proses. Situasi seperti itu tentu bisa mengganggu suasana hati.

Untungnya, kini ada layanan Antar Gas Medan yang siap membantu menghadirkan kenyamanan di rumah. Cukup pesan melalui WhatsApp, dan gas LPG akan diantar langsung ke rumah dengan cepat dan aman.

Jadi, kamu bisa tetap fokus pada hal-hal positif tanpa khawatir urusan dapur terganggu. (*)